Rabu, 08 Februari 2017

Kerajinan Batik Bakaran, Juwana, Batik Khas Pesisir Pati


Kota Pati - Batik Bakaran adalah sebuah karya seni ketrampilan membuat gambar motif pada selembar kain.Selain ketrampilan, proses membatik juga merupakan proses olah rasa yang memadukan bentuk dan garis serta warna sehingga menghasilkan sebuah karya dengan citarasa istimewa.

Ketrampilan membatik yang dimiliki oleh sebagian besar warga Bakaran, Juwana diperkirakan sudah ada sejak sebelum abad 14. Menurut cerita tutur yang diwariskan secara turun menurun, kemampuan membatik warga Bakaran tidak lepas dari didikan Nyi Danoewati (Nyi Siti Sabirah), penjaga museum pusaka dan pembuat seragam prajurit pada masa akhir kekuasaan Kerajaan Majapahit yang pamornya mulai tergerus oleh kekuasaan Kerajaan Demak sehingga membuat para keturunan bangsawan Majapahit yang masih menjaga kepercayaan nenek moyang mereka memilih pindah dan membaur dengan rakyat.

Begitu juga yang dilakukan oleh Nyi Danoewati. Untuk menghilangkan jejak dalam misi pelarian ketika dikejar-kejar oleh para punggawa Kerajaan Demak, Nyi Danoewati bersembunyi di Desa Bakaran Wetan. Untuk menyempurnakan penyamarannya, Nyi Danoewati juga membangun sebuah bangunan yang mirip mushola (Langgar) tanpa mihrab yang oleh warga sekitar disebut "Sigit" dengan tujuan agar yang melihatnya menyangka pemiliknya adalah pemeluk Islam sehingga tidak ada yang menyangka bahwa beliau keturunan Majapahit.

Cara Membuat Wedang Coro Khas Pati Enak

Cara Membuat Wedang Coro Khas Pati – Minuman khas dari indonesia memang begitu banyak ragamnya, dari minuman bajigur, bandrek, wedang uwuh, dan sekarang tambah lagi pengetahuan anda, yaitu wedang coro khas kota pati. Minuman ini sangat baik sekali untuk dikonsumsi, karena selain enak, juga menyehatkan apalagi menghangatkan itu sudah pasti. Sehingga bila malam hari yang dingin datang anda tinggal membuat minuman ini saja, dijamin dapat membantu menghangatkan tubuh anda. Hangatnya minuman ini dihasilkan dari jahe yang memang sudah menjadi khas penghangat dalam minuman, dan santan kental yang membuatnya menjadi sangat lezat dan gurih, sehingga wedang coro menjadi minuman yang mempunyai ciri khas tersendiri. Bila anda pergi kedaerah minuman ini berasal anda akan banyak menemukanya dipinggiran jalan, apalagi ketika musim dingin atau musim penghujan pasti sangat banyak banget orang-orang menjual minuman hangat ini. Namun bagi anda yang tidak ada waktu untuk pergi kesana dan ingin mencobanya, anda tinggal membuatnya atau menyuruh orang membuatnya. Karena selain gampang pembuatanya juga tidak memakan waktu yang panjang, untuk itu silahkan langsung saja ikuti resepnya.
Resep Cara Membuat Wedang Coro Khas Pati
Advertisement
Resep Wedang Coro Khas Pati
Bahan wedang coro
  • 300 ml santan kelapa kental
  • 100 gram jahe, parut kemudian peras airnya
  • 100 gram gula aren merah, haluskan
  • 3 butir biji cengkeh
  • 1 cm kayu manis, utuhan
  • 1 cm lengkuas yang dimemarkan terlebihdulu
  • 2 lembar daun pandan
  • ½ sdt garam dapur
Cara Membuat Wedang Coro Khas Pati
  1. Siapkan wadah untuk merebus, kemudian masukan santan terlebihdulu, dan tambahkan daun pandan, aduk dan tunggu hingga mendidih
  2. Bila sudah mendidih mulai masukan bahan lainnya kedalam rebusan santan, aduk hingga benar-benar tercium harum
  3. Kecilkan api sehingga tidak membuat rebusanya gosong, dan tunggu sampai gula aren nya benar-benar larut dalam rebusan
  4. Siapkan penyaring untuk menyaring weadng coro yang sudah jadi, agar ampas bahan-bahan pembuatan wedang coro tidak terbawa
  5. Sajikan wedang coro kedalam gelas yang sudah disiapkan, wedang coro siap diseruput.
Itulah Resep Cara Membuat Wedang Coro Khas Pati yang bisa menghangatkantubuh anda, dan juga menyehatkan badan anda. Silahkan mencobanya kapan saja dan dimana saja anda ingin membuatnya, semoga menjadi bermanfaat bagi anda semuanya.

Top 8 Oleh Oleh Khas Pati Jawa Tengah

Oleh oleh khas Pati Jawa Tengah sangat banyak dijumpai dari berbagai daerah yang ada di Pati, mulai dari desa Runting, desa Bakaran Juwana, hingga beberapa di antaranya bisa ditemukan di wilayah kota.

Untuk itu, kami akan mengulas top 8 oleh-oleh khas Pati Jawa Tengah yang biasa dibawa oleh para pengunjung dari luar kota, wisatawan, pelancong, traveler, hingga turis mancanegara. Apa itu? Nasi gandul? Soto kemiri? Petis runting? Ternyata tidak!

Sederet jawaban di atas bukan termasuk klasifikasi oleh oleh khas Pati, melainkan makanan kuliner khas yang biasa di makan di tempat. Kenapa? Pasalnya, soto kemiri, sego gandul dan petis runting merupakan makanan yang terbuat nasi (kecuali petis yang dibuat dari tepung beras halus disangrai) dan notabene bercampur kuah sehingga tidak cocok jika dibawa pulang. Selain itu, kalau dijadikan oleh-oleh, ia tidak bisa bertahan hingga 1 hari atau 24 jam sehingga bukan kategori jajanan yang bisa dibawa pulang.

Oleh oleh khas Pati Jawa Tengah
Oleh oleh khas Pati Jawa Tengah, apa? Bukankah begitu pertanyaan Anda? Baik, langsung saja. Berikut jajanan dan souvenir yang bisa Anda pulang sehabis berkunjung atau wisata di Kabupaten Pati.

Batik Bakaran
Batik bakaran merupakan batik khas Pati yang berasal dari Desa Bakaran, Kecamatan Juwana. Batik tulis yang dibuat secara tradisional ini memiliki nilai seni dan karakter unik yang tidak biasa dan berbeda dengan batik lainnya.

Untuk membawa pulang batik tulis ini sangat murah, yaitu sekitar Rp 70 ribu hingga Rp 200 ribu. Namun, jangan kaget kalau ada batik bakaran yang dibanderol antara Rp 300 ribu hingga Rp 2 juta. Semua tergantung tingkat kerumitan motif, kualitas bahan kain, dan warna. "Ada beberapa hal yang mempengaruhi harga batik bakaran. Pertama, kualitas cat atau warna batik. Kedua, kualitas kain. Ketiga, kerumitan motif," ujar Ririn Pinawati S.Pd, pemilik situs jual batik bakaran online Batikpati.com.

Untuk mempromosikan batik bakaran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati beberapa waktu lalu menggelar Batik Night Carnival yang sangat elok dan mempesona. Bagaimana? Masih berpikir ulang untuk membawa oleh-oleh asli Pati ini?

Bandeng presto Juwana
Bandeng presto yang asal-usulnya berasal dari Kecamatan Juwana ini sangat legendaris. Banyak di antara wisatawan boleh jadi bingung dan rancu, bandeng presto itu asli Pati atau Semarang?

Bahkan, Wikipedia juga menulis bandeng presto sebagai kuliner khas Semarang juga dari Pati. Bingung, kan? Mau tahu yang paling mantap? Juwana tempatnya! Setahu saya, bandeng presto itu asli berasal dari Juwana Kabupaten Pati yang kemudian pernah melakukan stok ke Semarang hingga justru yang dikenal malah dari Kota Semarang. Benarkah? Coba klarifikasi.

Kerajinan kuningan
Masih dari Juana, kerajinan kuningan sudah lama berdiri di kecamatan yang ada di pesisir pantai utara Jawa ini. Oleh-oleh yang dibawa bisa bermacam-macam, sesuai dengan desain yang berbahan dasar kuningan.

Patung, perhiasan, dan asbak hewan, kunci, miniatur sepeda, gentong, pot bunga, patung garuda Indonesia di dadaku (hehe), dan berbagai macam miniatur, ornamen, dan perabot rumah tangga yang dibuat dari kuningan.

Getuk lopis runting
Getuk dan lopis merupakan jajanan khas tradisional dari Dukuh Runting, Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati, Jawa Tengah. Banyak pelanggan dari luar kota yang selalu mampir di warung gethuk dan lopis yang berjajar di sepanjang jalan Pati-Tayu (1 km sebelah utara RS Soewondo).

Sebetulnya, jajanan ini tidak cocok dijadikan oleh oleh khas Pati. Lho, kok? Kenapa lagi? Ya, soalnya makanan ini hanya mampu bertahan 1 hari. Pasalnya, gethuk yang berbahan dasar ketela ini ditaburi kelapa parut yang tidak bisa bertahan lama.

Sementara itu, lopis yang berbahan dasar beras ketan yang dibuat seperti lontong tidak bisa bertahan lebih dari 24 jam. Anda bisa bertanya kepada penjual getuk lupis runting untuk masalah ini. Informasi lebih lengkap mengenai ini, baca juga: Gethuk Runting Jajanan Mak Nyus Asli Pati

Kacang khas Pati
Sebetulnya tidak ada yang spesial dari kacang ini jika Anda hanya beli dari PT Kacang Dua Kelinci atau PT Garuda Food yang ada di Pati. Kenapa? Kan Anda bisa menemukan oleh-oleh ini darimana saja di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri? Tak harus ke Pati kan?

Nah, yang spesial kalau Anda mencoba untuk mencari kacang khas Pati yang dijual atau diperoleh dari pabrik-pabrik kecil lokal yang tidak bisa Anda jumpai di minimarket manapun di seluruh Indonesia. Ini baru khas, orisinil, dan lokal sekali.

Sebagai kota yang berdiri dua pabrik kacang terbesar di Indonesia, tentu menjadikan pati sebagai kota kacang yang tidak akan membuat Anda kecewa membawa pulang oleh oleh ini.

Kue moho khas Pati
Moho. Namanya aneh bukan? Tapi inilah jajanan asli Pati yang bisa Anda jadikan oleh oleh di rumah. Bisa dibawa pulang dan bisa bertahan hingga 2 minggu.

Namun, masih jarang penjual khusus moho di toko-toko atau market. Jajanan ini malah akrab atau paling banyak dijumpai di pasar tradisional. Harganya sangat murah, yaitu antara Rp 500 hingga Rp 1 ribu, tergantung besar kecilnya ukuran.

Jajanan moho dibuat dari tepung beras, terigu dan gula pasir. Menyerupai kue, rasanya manis, tetapi moho jauh lebih lengket di mulut ketimbang kue. COba saja, pasti Anda segera menyikat gigi setelah makanan moho asli Pati. Mengenai rasa, dijamin enak pokoknya.

Kerupuk ampo
Kerupuk ini berbahan dasar tanah liat yang kemudian diolah dan dikeringkan hingga menjadi semacam hamparan tanah tipis menyerupai kerupuk yang pada akhirnya menjadi makanan tradisional khas Pati.

Sayangnya, sulit menjumpai oleh oleh khas Pati yang satu ini. Soalnya, makanan ini menjadi jajanan tradisional yang hampir tidak pernah dibuat lagi. Krupuk ini sempat menjadi camilan paling populer di Pati pada zaman dulu.

Kerupuk daging
Kerupuk daging berbahan dasar dari daging sapi, kambing, atau bahkan ikan. Sampai sekarang, kerupuk ini juga tergolong sulit ditemukan di Pati mengingat daging harganya sangat mahal sehingga jarang ada penjual yang memproduksi. Lulang atau kulit hewan sapi dan kambing juga bisa dijadikan kerupuk. Dan ini malah yang masih bisa dijumpai, meskipun juga langka.

Asal Usul Kota Pati Jawa Tengah Asal Usul Kota Pati Jawa Tengah



Hasil gambar untuk asal usul kota pati



Kabupaten Pati adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Pati. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat. Kabupaten ini terkenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani.

Sejarah
Sejarah Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara".




Legenda rakyat telah membentuk sejarah Kota Pati. Dahulu, Pulau Jawa sempat mengalami kekosongan pemerintah setelah runtuhnya Kerajaan Singosari. Kemudian, muncullah penguasa baru yang berasal dari wilayah Pantai Utara atau sekitar Gunung Muria sebelah timur yang mengangkat dirinya sendiri sebagai adipati yang menguasai sebuah kadipaten.

Saat itu terdapat dua penguasa, yaitu Adhipati Yudhapati dan Kadipaten Paranggaruda yang wilayahnya meliputi Kabupaten Grobogan dan Puspa Andungjaya dari Kadipaten Carangsoka yang wilayahnya meliputi Pantai Utara hingga Kabupaten Rembang.

Kedua adipati itu berniat menikahkan putra-putri mereka. Di tengah pesta pernikahan, Rara Rayungwulan, putri dari Puspa Andungjaya malah melarikan diri dengan dalang yang menghibur disana. Terjadilah kekacauan dan peperangan.

Mereka yang berasal dari Paranggaruda mati dengan membela kehormatan. Patih Carangsoka, Raden Kembangjaya, yang berjasa kemudian dinikahkan dengan Rara Rayungwulan. Sementara, sang dalang malah dijadikan sebagai patihnya.

Pemerintahan terus dilanjutkan di bawah kepemimpinan Kembangjaya. Setelah memperluas wilayah kekuasaan Kadipaten Pesantenan hingga ke selatan, ia wafat dan digantikan oleh anaknya, Raden Tambranegara yang kemudian memindahkan kadipaten ke barat dan mengganti namanya menjadi Kadipaten Pati.

Raja Jayanegara dari Majapahit setiap tahunnya meminta upeti berupa bunga pada Adipati Raden Tambranegara agar kekuasaan kadipaten tersebut mendapat status dari Kerajaan Majapahit. Kisah ini terdapat dalam Kitab Babad Pati.

Menurut cerita rakyat yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan.

Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.

Sejarah Kabupaten Pati, Jawa Tengah - Kabupaten Pati, merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah kota Pati. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat.
Sejarah Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara".

Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan.

Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.
Kota Pati terletak di daerah Pantura (Pantai Utara) dekat dengan laut utara pulau jawa. kota ini terdiri lebih dari 20 kecamatan, diantaranya adalah kecamatan Gabus, Tambakromo, Winong, dan lainnya.

Kota Pati termasuk dalam eks karisidenan yang meliputi wilayah kudus, jepara, blora. kota ini masih berada di wilayah propinsi Jawa Tengah. kegiatan yang di lakukan masyarakat kota pati beragam, ada yang berprofesi sebagai petani, nelayan, pns, buruh, ada juga masyarakat yang berprofesi sebagai paranormal, bahhkan untuk profesi tersebut sudah di akui oleh masyarakat indonesia, ataupun masyarakat dunia khususnya di asia.

Situs-situs peninggalan masyarakat terdahulu masih menyimpan misteri untuk dapat di ungkapkan. hal ini terjadi karena dulunya wilayah pati merupakan daerah kerajan majapahit dan mataram.

Sejarah kota Pati
Kota Pati pada zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan sendiri, yang pada waktu ini menjadi daerah kekuasaan majapahit, dan kemudian di ambil alih oleh mataram.

Di kota Pati terdapat situs-situs peninggalan zaman kerajaan, diantaranya :
Pintu Gerbang Majapahit
konon gerbang ini terjatuh ketika akan di bawa ke wilayah jawa timur yang pada waktu itu menjadi pusat wilayah kerajaan majapahit.

Genuk Kemiri
Lokasi yang ditengarai bekas pusat pemerintahan Kadipaten Pati, sebelum dipindahkan ke Kampung Kaborongan, Kelurahan Pati Lor hingga sekarang, semula berupa tanah kosong yang banyak ditumbuhi pohon besar dan rumpun bambu. Bagian depan masuk lokasi tersebut terdapat pohon beringin tua.
Kawasan itu mulai ditata dan diperindah, ketika masa Pemkab Pati dijabat Bupati Sunardji. Selain dipasang tembok pembatas keliling, bekas bangunan pendapa kabupaten juga dipindahkan ke lokasi tersebut, sehingga pada setiap peringatan HUT Pati yang tiap tahun jatuh pada 7 Agustus, pendapa berfungsi sebagai tempat malam tirakatan.

Di belakang sisi utara pendapa terdapat cungkup mirip sebuah makam. Di dalam bangunan itulah terdapat sebuah genuk (tempayan) yang dikenal sebagai Genuk Kemiri yang kondisinya sudah tidak utuh lagi karena pecah.

Di lokasi genuk itu, biasanya dijadikan tempat orang untuk ngalap berkah. Pada sisi belakang pendapa terdapat makam tua yang diyakini warga sebagai makam sesepuh Kemiri. Sejak dipindahkan bekas bangunan pendapa kabupaten, tempat tersebut bila malam tidak gulita karena diberi penerangan listrik. Selain itu, Balai Desa Serirejo juga sudah dipindahkan ke lokasi tersebut.

Pariwisata
Pariwisata di kota pati kebanyakan berupa keindahan yang di buat oleh alam (dalam hal ini berupa goa) dan makam-makam yang di anggap keramat oleh masyarakat sekitar. kekeramatan yang di padukan dengan unsur keindahan terktur dapat menarik minat wisatawan dari daerah pati sendiri atau bahkan dari luar kabupaten pati.

Obyek wisata yang sering di kunjungi oleh wisatawan ada tiga tempat,
diantaranya : Goa pancur yang berada di wilayah kecamatan Kayen, Goa Cerawang yang berada di desa Todanan wilayah kecamatan Puncak Wangi, dan Goa Lowo yang berada di wilayah kecamatan TambakRomo.

Dahulu Goa-goa tersebut masih rapi dan di kunjungi banyak wisatawan sekarang jumlah wisatawan yang datang kesana hanya beberapa, dan kebanyakan yang datang ke tempat tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang lain dari pada hanya menikmati pemandangan alam dan bentuk-bentuk staklakmit saja. Goa-goa tersebut sekarang menjadi ajang untuk mendapatkan pencerahan (masyarakat sekitar menyebutnya “wangsit”). Tempat wisata yang sekarang masih menarik minat wisatawan yaitu di pulau kecil di daerah kecamatan juwana, nama pulau tersebut adalah “Pulau Seperempat”. Pulau itu dinamakan tersebut karena bentuknya yang unik hanya berbentuk seperempat saja. Di pulau seperempat setiap tahunnya di adakan upacara ucapan syukur kepada Yang Berkuasa atas alam, upacara itu oleh masyarakat sekitar dinamakan “Sedekah Bumi”.
Sejarah Atau Legenda Berdirinya Kabupaten Pati
Kevakuman Pemerintahan di Pulau Jawa
Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri.

Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.

Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu. 1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari. 2. Penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan
Kadipaten Carangsoka dan Paranggaruda Berbesanan
Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama "Sapanyana".

Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.

Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).

Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total.

Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka mempimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.

Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " Singasari ".
Kadipaten Pesantenan
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " Kadipaten Pesantenan dengan gelar " Adipati Jayakusuma di Pesantenan.

Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " Raden Tambra ". Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar " Adipati Tambranegara ". Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat. Kabupaten Pati
Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.

Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : ..... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.
Pati Bagian dari Majapahit
Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.

Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ..... Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka.

Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranya Jaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit.

Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323. Hari Jadi Pati
Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati.

Tanggai 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ". Untuk itu maka setiap tanggal 7 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai "Hari Jadi Kabupaten Pati".

Julukan Lain Dari Kabupaten Pati
Pati, Kota Seribu Paranormal - Tidak berlebihan jika Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berjulukan kota seribu paranormal. Di Pati, sangat mudah menemukan paranormal, baik yang sudah tersohor seperti Boss Eddy atau Mbah Roso, maupun paranormal kelas kampung yang tersebar di hampir seluruh perkampungan.

Di antara paranormal yang kondang, ada nama-nama seperti Boss Eddy, Mbak Har, Mbah Roso, Jeng Asih, Sukma Jati, Anisa Dewi, David Gombak, dan Dewi Sedap Malam. Klien mereka beragam, mulai dari kalangan selebritas, pejabat, politikus, tentara, polisi, pengusaha, pedagang, sampai mahasiswa.

Menurut Boss Eddy, yang juga Ketua Paguyuban Paranormal Indonesia, menjamurnya paranormal di Pati tak lepas dari sejarah panjang supranatural di daerah ini. Sejak zaman Mataram Hindu, masyarakat Pati dikenal sebagai masyarakat yang gandrung ilmu kanuragan (kesaktian). Saat Kerajaan Mataram Hindu bermetamorfosis menjadi Mataram Islam dan mendirikan Kerajaan Demak Bintoro, konon masyarakat Pati, yang hanya berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Demak, ikut berjuang.

Secara geografis, Pati juga dikelilingi oleh makam-makam tokoh spiritual yang sangat kuat. Di sebelah barat ada Sunan Kalijaga di Demak, serta Sunan Kudus dan Sunan Muria di Kudus. Di sebelah selatan ada Syekh Jangkung dan Saridin yang kondang dengan kesaktiannya. Dari sisi utara ada makam KH Mutamakin. Di pegunungan Patiayam juga pernah berdiri padepokan yang dipimpin Senggoropati, paranormal kondang yang menjadi guru hampir semua paranormal saat ini.

"Keberadaan makam-makam tersebut ikut mempengaruhi tradisi spiritual masyarakat Pati," ujar Boss Eddy ketika ditemui Tempo, Senin malam, 1 April 2013. Keberadaan makam-makam tersebut, lanjutnya, ikut memperkuat aura spiritual masyarakat Pati.

Hal senada diakui Jeng Asih. Menurut perempuan bernama asli Asih Marlina ini, keberadaan setiap tokoh spiritual di Pati menjadi sumber kekuatan para paranormal yang ada sekarang. Sumber kekuatan itu sesuai dengan jasa layanan yang diberikan para paranormal yang meliputi pengasihan, penglarisan, kanuragan, dan kewibawaan.

Dia menguraikan, pengasihan tak lepas dari keberadaan Ratu Kalinyamat dan Mbah Ratu. Sumber kekuatan kewibawaan adalah Makam Eyang Pragolo dan Eyang Mbuluh Cengol Sewu. Sedangkan tokoh Saridin dan Tondo Negoro sebagai sumber kekuatan kanuragan. "Masing-masing tokoh tersebut masih punya pengikut sampai sekarang," kata Jeng Asih.

Rabu, 01 Februari 2017

12 Tempat Wisata di Pati Jawa Tengah Paling Menarik

1. Juwana Water Fantasy (JWF)

Tempat wisata pertama di Kabupaten Pati yang akan kita bahas adalah Juwana Water Fantasy. Juwana Water Fantasy sebenarnya merupakan wisata pati yang masih baru, karena baru dilaunching pada tanggal 7 Juni 2012. Namun melihat pengembangan yang dilakukan oleh pengelola serta antusiasme dari pengunjung nampaknya JWF layak kami tempatkan pada urutan pertama daftar tempat wisata di Pati. Juwana Water Fantasy merupakan sebuah tempat rekreasi bagi keluarga yang terdapat banyak sekali wahana permainan baik permainan darat maupun air. Saat ini ada 35 wahana yang sudah dibangun dan kemungkinan akan terus bertambah. Untuk datang ke JWF anda dapat mengunjungi di alamat Jl. Juwana - Rembang Km.8 Ds. Bumimulyo (Mujil) Kec. Batangan Kab. Pati,, Juwana, Jawa Tengah, Indonesia 59186.
( Baca : Liburan Seru di JWF Pati Jawa Tengah ) 

2. Waduk Gunung Rowo

Waduk Gunung Rowo merupakan sebuah waduk yang terletak di lereng Guung Muria sebelah timur yang masih dalam wilayah Kabupaten Pati. Sama seperti waduk pada umumnya, Waduk Gunung Rowo memiliki fungsi untuk sarana irigasi bagi sawah-sawah di sekitarnya. Namun karena keindahannya, waduk ini banyak dikunjungi warga masyarakat Pati sebagai tempat wisata yang menarik. Pengunjung banyak berdatangan ke Waduk Gunung Rowo terutama pada Hari Minggu da hari libur lainnya. Di lokasi wisata ini pengunjung dapat menikmati keindahan Waduk Gunung Rowo yang disekitarnya dikelilingi hutan dari gazebo-gazebo yang telah disediakan. Jika lapar, pengunjung dapat menikmati sajian kuliner khas ikan air tawar yang banyak dijajakan warung-warung makan disekitar Waduk Gunung Rowo.

3. Waduk seloromo

Selain Waduk Gunung Rowo, ada satu lagi waduk yang terdapat di Kabupaten Pati yakni Waduk Seloromo. Waduk Seloromo ini terletak tidak jauh dari Waduk Gunung Rowo. Jika anda dari Kota Pati anda dapat menjangkau Waduk Seloromo dengan mengambil jurusan Gembong. Waduk Seloromo juga memiliki pemandangan yang tak kalah menarik dibanding Waduk Gunung Rowo. Maka tak heran apabila di tempat ini sering dijadikan sebagai obyek bagi penggemar dunia fotografi.


4. Makam Syeh Jangkung Saridin

Nah kalau yang ini adalah salah satu wisata religi yang ada di Kabupaten Pati, yaitu Makam Syeh Jangkung atau yang memiliki nama kecil Saridin. Tokoh Saridin ini sudah sangat terkenal di wilayah Pati dan sering dijadikan sebagai cerita dalam pertunjukan Kethoprak. Tentang siapa sebenarnya tokoh Saridin ini sebenarnya masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Namun pendapat yang paling banyak dipercaya adalah bahwa Saridin ini merupakan putra dari Sunan Muria dari istri bernama Dewi Samaran. Saridin ini sudah memiliki kesaktian sejak kecil, bahkan kesaktiannya ini sudah muncul ketika berguru kepada Sunan Kudus, yang akhirnya membuat Sunan Kudus geram dan mengusirnya dari Pesantren. 

5. Pantai Banyutowo

Kabupaten Pati memang dikenal sebagai kabupaten yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Hal ini kemudian menjadikan Pati memiliki spot pantai yang indah. Salah satu tempat wisata berupa pantai adalah Pantai Banyutowo. Pantai Banyutowo terdapat di Desa Banyutowo, Tayu. Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten jepara, serta berdekatan juga dengan beberapa obyek wisata di Jepara seperti Benteng Portugis dan Pulau Mandalika.

6. Wisata Jolong

Wisata Jolong di Kabupaten Pati merupakan sebuah wisata terpadu yang banyak menarik minat para wisatawan lokal. Lokasi wisata Jolong ini adalah di lereng Gunung Muria sehingga memiliki suasana yang sejuk dan benyak ditumbuhi pepohonan yang besar. Terdapat beberapa obyek yang dapat dinikmati di kawasan wisata ini seperti Bumi Perkemahan, outbound, agrowisata, Air Terjun Grenjengan dll. Air Terjun Grenjengan ini menjadi salah satu favorite spot wisata di Agrowisata Jolong ini karena air yang mengalir sangat jernih dan suasananya begitu menyejukkan. Di sekitar wisata ini dapat anda lihat perkebunan kopi yang dikelola oleh PTPN IX. Akses menuju wisata Jolong ini masih terbilang buruk, sehingga perlu banyak pembenahan dari pihak terkait agar llebih banyak mendatangkan wisatawan dari luar daerah.

7. Gua Pancur

Nah berikutnya kita akan bahas sebuah tempat wisata alam lainnya yang ada di Kabupaten Pati Jawa Tengah, yaitu Goa Pancur. Goa Pancur adalah goa alam yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Goa ini memiliki pemandangan yang sangat indah yaitu berupa stalagtit dan stalagmit yang ada di sepanjang goa. Namun yang perlu anda ketahui bahwa di dalam goa ini juga terdapat aliran sungai yang kedalamannya bisa sepinggang orang dewasa. Oleh karena itu apabila anda akan menyusuri goa ini anda harus berhati-hati. Anda dapat menggunakan jasa pemandu wisata lokal agar dapat menunjukkan jalan yang aman serta dapat menceritakan berbagai hal yang ada seputar Goa Pancur ini.

8. Air terjun tadah hujan

Kabupaten Pati berbatasan langsung dengan Kabupaten Grobogan dimana batas wilayahnya terdapat Gunung Kendeng yang berupa pegunungan kapur. Di Gunung Kendeng ini terdapat sebuah tempat wisata yang masih tersembunyi di Kabupaten Pati yaitu air Terjun Tadah Hujan. Air terjun Tadah Hujan memiliki tinggi sekitar 75 meter. Karena akses jalan yang belum begitu bagus maka temat wisata ini belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Namun jika anda menginginkan suasana yang sunyi, dengan pemandangan alam yang elok, maka anda dapat berpetualang mencari keberadaan Air Terjun Tadah Hujan ini. 

9. Pintu Gerbang Majapahit

Berikutnya kami akan membahas wisata Pati yang memiliki nilai sejarh yang sangat tinggi yaitu Pintu Gerbang Majapahit. Dinamakan demikian karena memang pintu ini adalah peninggalan pemerintahan Kerajaan Majapahit. Pintu Gerbang Majapahit ini berbentuk pintu jati yang kemudian diberi naungan seperti layaknya sebuah gapura. Bentuknya memang sangat sederhana namun pintu ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Bagaimana ceritanya kenapa pintu gerbang Majapahit ini bisa berada di Kabupaten Pati ? Menurut cerita, pintu itu dibawa oleh Raden Bambang Kebo Nyabrang dari Trowulan langsung yang merupakan pusat pemerintahan Majapahit kala itu. Raden Bambang Kebo Nyabrang melakukan ini agar diakui oleh Sunan Muria sebagai anak kandungnya. Sebelum sampai di Muria, tepatnya di Pati, Raden Bambang Kebo Nyabrang dicegat oleh Raden Ronggo yang juga menginginkan Pintu Majapahit ini sebagai syarat mempersunting Roro Pujiwati. Raden Ronggo merupakan murid SUnan Ngerang dimana Sunan Ngerang ini juga Guru Sunan Muria. Keduanya kemudian bertempur habis-habisan, bahkan samai 35 hari lamanya. Pertempuran baru berhenti setelah keduanya dipisah oleh SUnan Muria sendiri, dan Raden Bambang Kebo Nyabarang diakui sebagai anak kandung Sunan Muria. Pintu Majapahit kemudian di biarkan ditempat pertempuran tersebut sampai sekarang. Wilayah tempat pertempuran itu kemudian dinamakan dengan Rendole, singkatan dari "Sak kloron padha bandhole" di mana artinya keduanya sama-sama sakti mandraguna. 

10. Pulau Seprapat Juwana

Pulau Seprapat merupakan sebuah pulau yang terdapat berdekatan dengan Pelabuhan Juwana tepatnya di Desa Bendar Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Letak Pulau Seprapat adalah di muara Sungai Silugonggo, Juwana, Pati. Pulau ini berukuran kecil atau tepatnya sekitar 220 x 65 meter. Di pulau ini nuansa mistis sangat terasa, yaitu dengan adanya pepohonan yang tumbuh di sekitar pulau serta keberadaan sebuah makam yang merupakan makam seorang wali yaitu Ki Lodang Datuk Wali Joko. Banyak peziarah yang mengunjungi makam di Pulau Seprapat ini. Namun sayangnya diantara peziarah ini ada juga yang memiliki niat lain, yaitu berziarah dengan harapan mendapatkan berkah berupa kekayaan, atau sering disebut dengan pesugihan. Namun semua kita kembalikan kepada niat dari orangnya, bagi anda tidak kami sarankan untuk menmpuh cara-cara seperti ini untuk mendapatkan keinginan tertentu.

11. Bumi Perkemahan Regaloh

Wisata pati yang satu ini merupakan sebuah wisata alam yang dapat dinikmati seluruh anggota keluarga, yaitu Bumi Perkemahan Regaloh. Bumi Perkemahan Regaloh memberikan suasana khas hutan dengan banyak pepohonan yang sangat asri. Di tempat ini serig digunakan sebagai lokasi kemah atau camping. Selain itu pada hari-hari biasa dapat digunakan sebagai tempat nongkrong khususnya bagi warga Pati sendiri yang ingin menikmati suasana hutan yang sejuk. Selain suasananya yang nyaman, Bumi Perkemahan Regaloh juga sudah dilengkapi dengan beberapa permainan seperti flying fox, ayunan dan juga gazebo untuk duduk-duduk santai. Untuk mendatangi Bumi Perkemahan Regaloh ini anda dapat menempuh jalur arah Kecamatan Tlogowungu. Setelah melewati Pasar Tlogowungu anda tinggal belok ke kanan dan menempuh jalur sekitar 1 km jauhnya. 

12. Alun-alun Kota Pati

Alun-alun Kota Pati memiliki keunikan tersendiri dibanding alun-alun di Kota lainnya. Di Alun-alun Kota Pati ini hampir setiap malamnya terdapat banyak sekali pedagang yang menjajakan dagangannya dari aneka kuliner khas Pati sampai berbagai macam barang seperti pakaian, accesories, mainan dll. Selain itu bai anak kecil juga dapat menikmati berbagai macam permainan seperti mobil mini, odong-odong, bianglala mini dll. Para pedagang ini berjualan mengitari alun-alun, dan juga di tepi jalan sekitar alun-alun. Sedangkan ditengah alun-alun sendiri banyak sekali pengunjung yang duduk-duduk menikmati indahnya malam di Kota Pati. Pengunjung tidak hanya datang dari Kota pati namun juga dari daerah di pinggiran Kabupaten Pati. Keramaian di Alun-alun Kota Pati ini sudah menjadi semacam pasar rakyat bagi warga masyarakat Pati. Oleh karena itu jika anda berkunjung ke Pati, jangan sampai lupa menikmati Alun-alun Kota Pati di malam hari sembari mencicipi kuliner khas seperti soto kemiri, pempek Pati, nasi goreng, dll.

Tempat wisata Pati memang menarik untuk dikunjungi. Untuk lebih menambah asyiknya berkeliling wisata ke Pati anda dapat menyewa mobil di rental mobil yang ada di sekitar Pati. salah satu rental mobil yang menyediakan jasa sewa mobil dengan armada kendaraan yang bagus adalah di Docar.co.id. Jika berminat anda dapat langsung berkunjung ke situs mereka DOcar sewa mobil Semarang


Demikian tadi sekilas tentang tempat wisata di Kabupaten Pati. Semoga informasi tentang 12 Tempat Wisata di Pati Jawa Tengah Paling Menarik tadi dapat menambah wawasan anda tentang obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati Jawa Tengah.