Kota Pati - Batik Bakaran adalah sebuah karya seni ketrampilan membuat gambar motif pada selembar kain.Selain ketrampilan, proses membatik juga merupakan proses olah rasa yang memadukan bentuk dan garis serta warna sehingga menghasilkan sebuah karya dengan citarasa istimewa.
Ketrampilan membatik yang dimiliki oleh sebagian besar warga Bakaran, Juwana diperkirakan sudah ada sejak sebelum abad 14. Menurut cerita tutur yang diwariskan secara turun menurun, kemampuan membatik warga Bakaran tidak lepas dari didikan Nyi Danoewati (Nyi Siti Sabirah), penjaga museum pusaka dan pembuat seragam prajurit pada masa akhir kekuasaan Kerajaan Majapahit yang pamornya mulai tergerus oleh kekuasaan Kerajaan Demak sehingga membuat para keturunan bangsawan Majapahit yang masih menjaga kepercayaan nenek moyang mereka memilih pindah dan membaur dengan rakyat.
Begitu juga yang dilakukan oleh Nyi Danoewati. Untuk menghilangkan jejak dalam misi pelarian ketika dikejar-kejar oleh para punggawa Kerajaan Demak, Nyi Danoewati bersembunyi di Desa Bakaran Wetan. Untuk menyempurnakan penyamarannya, Nyi Danoewati juga membangun sebuah bangunan yang mirip mushola (Langgar) tanpa mihrab yang oleh warga sekitar disebut "Sigit" dengan tujuan agar yang melihatnya menyangka pemiliknya adalah pemeluk Islam sehingga tidak ada yang menyangka bahwa beliau keturunan Majapahit.
Ketrampilan membatik yang dimiliki oleh sebagian besar warga Bakaran, Juwana diperkirakan sudah ada sejak sebelum abad 14. Menurut cerita tutur yang diwariskan secara turun menurun, kemampuan membatik warga Bakaran tidak lepas dari didikan Nyi Danoewati (Nyi Siti Sabirah), penjaga museum pusaka dan pembuat seragam prajurit pada masa akhir kekuasaan Kerajaan Majapahit yang pamornya mulai tergerus oleh kekuasaan Kerajaan Demak sehingga membuat para keturunan bangsawan Majapahit yang masih menjaga kepercayaan nenek moyang mereka memilih pindah dan membaur dengan rakyat.
Begitu juga yang dilakukan oleh Nyi Danoewati. Untuk menghilangkan jejak dalam misi pelarian ketika dikejar-kejar oleh para punggawa Kerajaan Demak, Nyi Danoewati bersembunyi di Desa Bakaran Wetan. Untuk menyempurnakan penyamarannya, Nyi Danoewati juga membangun sebuah bangunan yang mirip mushola (Langgar) tanpa mihrab yang oleh warga sekitar disebut "Sigit" dengan tujuan agar yang melihatnya menyangka pemiliknya adalah pemeluk Islam sehingga tidak ada yang menyangka bahwa beliau keturunan Majapahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar